Postingan

Kenapa Manusia Perlu Pendidikan

*Berikut ini adalah naskah pidato yang saya sampaikan pada pertemuan guru dan wali murid di sekolah internasional Gunes, Kocaeli, Turki, yang dilaksanakan pada hari Kamis, 19 September 2019. Tapi kok pake bahasa Indonesia? Ini versi Indonesianya. Tentu saja ketika berpidato saya menggunakan bahasa Jawa Turki. Yang saya hormati, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, para guru, dan para wali murid sekalian. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Anda semua atas kedatangan pada pagi hari ini ke acara sarapan dan rapat bersama. Mudah-mudahan acara ini bisa semakin mempererat tali persahabatan dan persaudaraan antara sekolah dan wali murid. Kedua, saya juga berterima kasih kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan para guru yang telah membuat saya merasakan sekolah ini sebagai rumah kedua, dan Turki sebagai Tanah Air kedua untuk saya. Perkenalkan, nama saya Ibnu Rusyd. Saya berkebangsaan Indonesia, dan saat ini berusia 27 tahun. Sa

Keuntungan Terbesar Masuk JIAI adalah Kebodohan

Gambar
*Naskah pidato Ibnu Rusyd, wisudawan terbaik Jurusan Ilmu Agama Islam, Universitas Negeri Jakarta, tahun 2015. Disampaikan pada acara Pelepasan Purna Bhakti dan Pengukuhan Wisudawan Jurusan Ilmu Agama Islam, di Gedung Sertifikasi Guru Universitas Negeri Jakarta, Rabu 11 Februari 2015. (Sebenarnya sih bukan wisudawan terbaik, soalnya gak ada yang bilang begitu. Tapi karena udah disuruh maju pidato, supaya agak keren anggap aja wisudawan terbaik. Oh iya, ketiak ketika saya berpidato kala itu, ada satu mahasiswi angkatan baru yang ikut menyaksikan pidato saya, dan kini menjadi pendamping hidup saya) Saya berdiri di podium ini dalam kapasitas saya sebagai perwakilan para calon wisudawan. Hal itu berarti bahwa ada dua pihak yang sedang saya wakili. Pertama , rekan-rekan sesama mahasiswa tingkat akhir yang insya Allah pada pertengahan bulan Maret nanti, atau sekitar satu bulan dari sekarang, juga pada bulan September di tahun yang sama, akan resmi diwisuda, dan resmi menjadi sarja

Al-Quran Rasa Jawa

Membaca dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan langgam (Arab: naghmah ) atau nada Jawa apakah diperbolehkan? Hal ini mencuat di publik setelah perayaan Isra’-Mi’raj tahun ini yang diselenggarakan di Istana Negara, yang diisi dan dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran menggunakan nada Jawa, bukan Arab yang lazimnya masyhur di masyarakat.  Pendapat kami, sejauh ini belum ada keterangan yang melarang untuk melantunkan ayat suci Al-Quran dengan nada Jawa ini. Dalam khazanah ilmu tata baca Al-Quran yang dikenal sebagai Ilmu Tajwid , yang di dalamnya membahas batas-batas minimum benar-tidaknya suatu pembacaan, atau batas-batas nir-toleransi, yang diatur adalah ketentuan mengenai panjang-pendeknya ( mad ) huruf tertentu dalam posisi tertentu, serta bagaimana teknik melafalkan ( talaffuzh ) huruf-huruf Hijaiyah, yang secara langsung berkaitan dengan penguasaan wawasan tentang makharij al-huruf (posisi fisiologis organ tubuh yang darinya bunyi-bunyi tertentu huruf-huruf