Tidak Berlebihan dalam Urusan Dunia dan Agama
Agama mengajarkan bahwa jika manusia hidup tanpa menuruti hawa nafsunya, niscaya dia akan bahagia. Dalam Al Quran disebutkan bahwa watak awal nafsu manusia itu adalah selalu mengajak kepada keburukan; wa maa ubarri’u nafsiy, innan nafsa la-ammaaratun bissuu’i . Begitulah nafsu. Al Quran mengatakan bahwa nafsu itu benar-benar - huruf lam ( ل ) pada kata la-ammaaratun memiliki maksud ta’kid atau peguatan - mengajak manusia kepada keburukan. Maka supaya kita tidak terlalu jauh menuruti ajakan hawa nafsu ini, terlebih dahulu kita harus tahu dan paham “keburukan” apakah yang dimaksud oleh Al Quran. As suu’ secara bahasa memang memiliki arti keburukan atau kejelekan. Namun keburukan itu bisa beragam bentuknya. Dalam konteks keburukan yang kepadanya hawa nafsu mengajak kita, keburukan itu memiliki makna al israf atau sifat berlebih-lebihan (ekstrim). Kita sudah biasa mendengarkan hal berikut ini: Hawa nafsu itu memang harus ditekan dan jangan diikuti. Tapi hawa nafsu itu tid